• PESANTREN PERSATUAN ISLAM NO. 282 CILEUTIK
  • Mewujudkan Generasi Rabbani yang Tafaqquh Fiddin

KEDUDUKAN DAN TUGAS MANUSIA

Manusia bukanlah mahluk yang diciptakan Allah dari emas, perak, intan, permata, atau pun mutiara, melainkan dari setetes air yang hina, ia  sendiri merasa jijik hanya sekedar untuk memegannya. Melalui proses yang begitu sempurna, buah karya sang maha pencipta yang ilmu-Nya meliputi segala sesuatu, maka terciptalah sebaik-sebaik penciptaan mahluk melebihi mahluk-mahluk yang lainnya.

Dikatakan sebaik-baik penciptaan mahluk, tidak hanya diukur dari fisik semata, melainkan dari akal sebagai sarana berfikir manusia, yang dengannya manusia mampu menyerap ilmu yang diberikan sang maha pencipta dan hati sebagai penentu dari motivasi prilaku. Itu sebabnya Allah memerintah Iblis  untuk sujud kepada Adam sebagi penghormatan atas sebaik-baiknya penciptaan mahluk, dan inilah hakikat manusia yang diciptakan lengkap dengan perangkat ilmu yang dengannya manusia menjadi mahluk yang unggul dibanding mahluk yang lainnya.

Manusia adalah khalifah Allah di muka bumi yang telah diberi berbagai kelebihan dan keistimewaan dibanding mahluk lainnya. Keistimewaan tersebut di antaranya berupa:

1. Postur tubuh yang baik dan sempurna

لَقَدْ خَلَقْنَا الْاِنْسَانَ فِيْٓ اَحْسَنِ تَقْوِيْمٍۖ

Sungguh, Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya. (Q.S. At-Tin:4)

2. Dibekali akal dan panca indra

وَاللّٰهُ اَخْرَجَكُمْ مِّنْۢ بُطُوْنِ اُمَّهٰتِكُمْ لَا تَعْلَمُوْنَ شَيْـًٔاۙ وَّجَعَلَ لَكُمُ السَّمْعَ وَالْاَبْصَارَ وَالْاَفْـِٕدَةَ ۙ لَعَلَّكُمْ تَشْكُرُوْنَ

Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui sesuatu pun, dan Dia memberimu pendengaran, penglihatan, dan hati nurani, agar kamu bersyukur. (Q.S. An-Nahl:78)

3. Diberi kebebasan berfikir dan bertindak

اِنَّا خَلَقْنَا الْاِنْسَانَ مِنْ نُّطْفَةٍ اَمْشَاجٍۖ نَّبْتَلِيْهِ فَجَعَلْنٰهُ سَمِيْعًاۢ بَصِيْرًا . اِنَّا هَدَيْنٰهُ السَّبِيْلَ اِمَّا شَاكِرًا وَّاِمَّا كَفُوْرًا

Sungguh, Kami telah menciptakan manusia dari setetes mani yang bercampur yang Kami hendak mengujinya (dengan perintah dan larangan), karena itu Kami jadikan dia mendengar dan melihat. Sungguh, Kami telah menunjukkan kepadanya jalan yang lurus; ada yang bersyukur dan ada pula yang kufur. (Q.S. Al-Insan:2-3)

Sebagai konsekwensi dari keunggulan dan keistimewaan tersebut, maka Allah memberikan taklif (beban tugas) kepada manusia untuk memakmurkan bumi dan untuk beribadah hanya kepada-Nya, sebagaimana dalam firman-Nya:

وَإِلَى ثَمُودَ أَخَاهُمْ صَالِحًا قَالَ يَا قَوْمِ اعْبُدُوا اللَّهَ مَا لَكُمْ مِنْ إِلَهٍ غَيْرُهُ هُوَ أَنْشَأَكُمْ مِنَ الْأَرْضِ وَاسْتَعْمَرَكُمْ فِيهَا فَاسْتَغْفِرُوهُ ثُمَّ تُوبُوا إِلَيْهِ إِنَّ رَبِّي قَرِيبٌ مُجِيبٌ   

Dan kepada Tsamud (kami utus) saudara mereka shaleh. Shaleh berkata: "Hai kaumku, sembahlah Allah, sekali-kali tidak ada bagimu Tuhan selain Dia. Dia telah menciptakan kamu dari bumi (tanah) dan menjadikan kamu pemakmurnya, karena itu mohonlah ampunan-Nya, kemudian bertobatlah kepada-Nya, Sesungguhnya Tuhanku Amat dekat (rahmat-Nya) lagi memperkenankan (doa hamba-Nya)." (Q.S. Hud:61)

وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْإِنْسَ إِلَّا لِيَعْبُدُونِ

“Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka beribadah kepada-Ku”. (Q.S. Ad-Dzariyat:56)

Tugas tersebut bukanlah tugas yang ringan dan tidak bisa dijadikan tugas sampingan, melainkan tugas yang besar dan berat, memerlukan perhatian yang serius dan ikhtiar semaksimal dan seoptimal mungkin. Karena beribadah dan memakmurkan bumi adalah tugas pokok kehidupan

Ibadah secara etimologi artinya merendahkan diri dan tunduk. Sedangkan menurut terminologi, Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah mendevinisikan ibadah sebagai berikut:

طَاعَةُ اللهِ بِامتِثاَلِ مَااَمَرَ اللهُ بِهِ عَلَى أَلسِنَةِ الرُّسُلِ

Ibadah aadalah ta’at kepada Allah dengan cara melaksanakan perintah-Nya yang disampaikan melalui lisan para Rasul.

اِسمٌ جَامِعٌ لِكُلِّ مَا يُحِبُّهُ اللهُ وَيَرضَاهُ ، مِنَ الأَقوَالِ والأَعمَالِ الظَّاهِرَةِ وَالبَاطِنَةِ

Sebutan yang mencakup segala sesuatu yang dicintai dan diridhai Allah swt, baik berupa ucapan maupun perbuatan, yang nampak maupun yang tersembunyi. (fathul Madjid syarh kitab Tauhid, hal: 26)

Imam Ibnu Taimiyah hendak menjelaskan bahwa secara umum ibadah itu ada dua jenis, ada ibadah yang terikat dengan aturan yang sudah baku, baik waktu ataupun tatacaranya telah ditetapkan Allah swt melalui rasul-Nya, yang dikenal dengan sebutan ibadah mahdoh, dan ada ibadah secara umum yang tidak dibatasi waktu dan tatacaranya, yang dikenal dengan sebutan ibadah ghair mahdoh.

Inti dan hakikat ibadah adalah mengikuti aturan dan hukum Allah dalam setiap dimensi kehidupan, dalam setiap langkah dan setiap keadaan. Setiap gerakan yang dilakukan haruslah selaras dengan batas-batas yang telah ditentukan Allah. Hidup  yang ditempuh dengan cara demikian inilah yang disebut 'ibadah.

Pekerjaan-pekerjaan yang umumnya disebut sebagai pekerjaan yang bersifat duniawi, sesungguhnya semuanya adalah pekerjaan-pekerjaan yang bernilai 'ibadah, asalkan dalam mengerjakannya menjaga diri pada batas-batas yang telah ditentukan Allah, dan dalam setiap langkah selalu memperhatikan apa yang diperbolehkan Allah dan apa yang dilarangNya, apa yang halal dan apa yang haram, apa yang diwajibkan dan apa yang dilarang, perbuatan dan tindakan apa yang membuat Allah suka dan perbuatan serta tindakan mana yang membuat-Nya tidak senang.

Allah swt mengingatkan bahwa Ia menciptakan kita tidaklah main-main, maka janganlah kita mempermainkan segala aturan dan ketetapan yang telah Ia buat. Karena apa yang telah Ia tetapkan untuk kemaslahatan seluruh makhluk-Nya, terutama manusia.

أَفَحَسِبْتُمْ أَنَّمَا خَلَقْنَاكُمْ عَبَثًا وَأَنَّكُمْ إِلَيْنَا لَا تُرْجَعُونَ

Maka apakah kamu mengira bahwa Kami Menciptakan kamu main-main (tanpa ada maksud) dan bahwa kamu tidak akan dikembalikan kepada Kami?. (Q.S. Al-Mukminun:115)

 

Ditulis Oleh: D. Wahyudin Ashidiq

(Mudir MTs. Persis 282 Cileutik)

Komentari Tulisan Ini
Tulisan Lainnya
DI BALIK UJIAN ADA KEBERKAHAN (MEMETIK HIKMAH DI BALIK PERJALANAN NABI IBRAHIM)

Ujian adalah sebuah keniscayaan bagi seorang mukmin, tidak ada satu waktu dan ruang pun yang kosong dari ujian Allah swt, sebab apa yang terjadi pada diri kita di dunia yang fana ini se

20/06/2023 15:17 - Oleh Administrator - Dilihat 632 kali
TADABBUR QUR'AN (QS. AL-BAQARAH :183)

 يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَام كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَ�

23/03/2023 14:09 - Oleh Administrator - Dilihat 146 kali
Apa yang Telah Kita Persiapkan?

كُلُّ نَفْسٍ ذَائِقَةُ الْمَوْتِ وَإِنَّمَا تُوَفَّوْنَ أُجُورَكُمْ يَوْمَ الْقِيَامَةِ فَمَنْ زُ�

03/10/2022 15:23 - Oleh Administrator - Dilihat 335 kali
Harta Kita Kah ?

Manusia adalah mahluk lemah dan hina yang Allah ciptakan dari setetes air mani yang terpanacar, lalu Allah sempurnakan penciptaannya melebihi mahluk-mahluk yang lainnya, sebagaiman yang

03/10/2022 15:23 - Oleh Administrator - Dilihat 146 kali
KITAKAH WALIYYULLAH ITU ?

AL-Wali bentuk jamaknya adalah AL-Auliya yang berarti dekat, mengerjakan sesuatu, menolong, dan mencintai. Lafadz wali dalam Al-Qur'an kadang bermakna isim fa'il (subjek) yang diartikan

03/10/2022 15:23 - Oleh Administrator - Dilihat 102 kali