• PESANTREN PERSATUAN ISLAM NO. 282 CILEUTIK
  • Mewujudkan Generasi Rabbani yang Tafaqquh Fiddin

Harta Kita Kah ?

Manusia adalah mahluk lemah dan hina yang Allah ciptakan dari setetes air mani yang terpanacar, lalu Allah sempurnakan penciptaannya melebihi mahluk-mahluk yang lainnya, sebagaiman yang difirmankan Allah swt:

لَقَدۡ خَلَقۡنَا الۡاِنۡسَانَ فِىۡۤ اَحۡسَنِ تَقۡوِيۡمٍ

Sungguh, Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya (QS. At-Tin:4)

Lantas Allah muliakan dan lebihkan manusia dari mahluk-mahluk yang lainnya. Hal ini diperjelas oleh Allah swt:

وَلَقَدْ كَرَّمْنَا بَنِىٓ ءَادَمَ وَحَمَلْنَٰهُمْ فِى ٱلْبَرِّ وَٱلْبَحْرِ وَرَزَقْنَٰهُم مِّنَ ٱلطَّيِّبَٰتِ وَفَضَّلْنَٰهُمْ عَلَىٰ كَثِيرٍ مِّمَّنْ خَلَقْنَا تَفْضِيلًا

 “Dan sesungguhnya telah Kami muliakan anak-anak Adam, Kami angkut mereka di daratan dan di lautan, Kami beri mereka rezeki dari yang baik-baik dan Kami lebihkan mereka dengan kelebihan yang sempurna atas kebanyakan makhluk yang telah Kami ciptakan”. (QS. Al-Isra:70)

Kesempurnaan, kelebihan dan kemuliaan manusia adalah anugerah yang patut disyukuri dengan cara tunduk dan taat kepada Allah satu-satunya sang pencipta. Semua itu merupakan amanah yang harus dijaga, dipelihara dan ditunaikan dengan sebenar-benarnya, karena kelak akan diminta pertanggung jawaban.

عن أبي برزة الأسلمي قال,قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: لا تزول قدما عبد يوم القيامة حتى يسأل عن عمره فيما أفناه وعن علمه فيم فعل وعن ماله من أين اكتسبه وفيم أنفقه وعن جسمه فيم أبلاه

Dari Abu Barzah Al Aslami berkata: Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Salam bersabda: “Kedua telapak kaki seorang hamba tidak akan bergeser pada hari kiamat sampai ditanya tentang umurnya untuk apa dia habiskan, tentang ilmunya untuk apa dia amalkan, tentang hartanya dari mana dia peroleh dan kemana dia infakkan dan tentang tubuhnya untuk apa dia gunakan."  (HR. Tirmidzi)

Jika semua yang Allah berikan kepada manusia tidak dikelola sesuai dengan ketentuan-Nya, maka akan menjadi bencana dan malapetaka baik di dunia maupun di akhirat. Di antaranya adalah terkait dengan harta.

Ketika kita memandang harta, yakinkan bahwa pemilik mutlak hanyalah Allah swt.  Manusia hanya sebatas mengelola dan memanfaatkannya sesuai dengan ketentuan-Nya. Jika manusia sadar akan hal itu, tidak akan menghalalkan segala cara untuk mendapatkan harta, tidak akan melalaikannya dari ibadah, tidak akan menahan hak orang lain yang ada pada dirinya dengan tidak mengeluarkan zakat atau infaq

Maka prinsip harta dalam islam di antaranya:

  1. Harta hanya sebatas titipan dan amanah yang harus dijaga dan dikelola dengan baik

آَمِنُوا بِاللَّهِ وَرَسُولِهِ وَأَنْفِقُوا مِمَّا جَعَلَكُمْ مُسْتَخْلَفِينَ فِيهِ فَالَّذِينَ آَمَنُوا مِنْكُمْ وَأَنْفَقُوا لَهُمْ أَجْرٌ كَبِيرٌ

“Berimanlah kamu kepada Allah dan Rasul-Nya dan nafkahkanlah sebagian dari hartamu yang Allah telah menjadikan kamu menguasainya. Maka orang-orang yang beriman di antara kamu dan menafkahkan (sebagian) dari hartanya memperoleh pahala yang besar.” (Qs. Al Hadiid: 7)

  1. Harta adalah perhiasan

زُيِّنَ لِلنَّاسِ حُبُّ الشَّهَوَاتِ مِنَ النِّسَاءِ وَالْبَنِينَ وَالْقَنَاطِيرِ الْمُقَنطَرَةِ مِنَ الذَّهَبِ وَالْفِضَّةِ وَالْخَيْلِ الْمُسَوَّمَةِ وَالْأَنْعَامِ وَالْحَرْثِ ذَٰلِكَ مَتَاعُ الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَاللَّهُ عِندَهُ حُسْنُ الْمَآبِ

“Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini, yaitu: wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia, dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik (surga).” (Q.S. Ali-Imran: 14)

  1. Harta adalah ujian

وَاعْلَمُوا أَنَّمَا أَمْوَالُكُمْ وَأَوْلَادُكُمْ فِتْنَةٌ وَأَنَّ اللَّهَ عِندَهُ أَجْرٌ عَظِيمٌ

“Dan ketahuilah, bahwa hartamu dan anak-anakmu itu hanyalah sebagai cobaan dan sesungguhnya di sisi Allah-lah pahala yang besar.” Q.S. Al-Anfal (8): 28

  1. Harta itu untuk bekal ibadah

انفِرُوا خِفَافًا وَثِقَالًا وَجَاهِدُوا بِأَمْوَالِكُمْ وَأَنفُسِكُمْ فِي سَبِيلِ اللَّهِ ذٰلِكُمْ خَيْرٌ لَّكُمْ إِن كُنتُمْ تَعْلَمُونَ.

“Berangkatlah kamu baik dalam keadaan merasa ringan maupun berat, dan berjihadlah kamu dengan harta dan dirimu di jalan Allah. Yang demikian itu adalah lebih baik bagimu, jika kamu mengetahui.” (Q.S. At-Taubah: 41)

Dengan demikian, kemuliaan manusia bukan terletak pada harta kekayaannya, tetapi pada ketakwaannya. Sarana yang Allah berikan hanyalah jalan/washilah agar bisa mewujudkan ketakwaan dengan maksimal. Di sinilah letak perbedaan antara manusia dan binatang, sebagaimana yang telah Allah jelaskan:

وَالَّذِيْنَ كَفَرُوْا يَتَمَتَّعُوْنَ وَيَأْكُلُوْنَ كَمَا تَأْكُلُ الْاَنْعَامُ وَالنَّارُ مَثْوًى لَّهُمْ

Dan orang-orang yang kafir menikmati kesenangan (dunia) dan mereka makan seperti hewan makan; dan (kelak) nerakalah tempat tinggal bagi mereka. (QS. Muhamad:12)

Mereka yang hanya memikirkan kenikmatan sesaat diumpamakan seperti hewan.  Karena orientasi hewan hanya sebatas makan tidak untuk yang lainnya, sedangkan bagi seorang mukmin makan hanyalah sarana agar bisa mewujudkan ibadah dengan maksimal.

Semuanya dari Allah kan kembali ke Allah. Jika kata-kata itu sudah menjadi aqidah di dalam diri, maka tidak ada satu katapun yang terucap, tidak ada satu langkah pun yang dilangkahkan dan tidak ada satu tindakan yang diambil kecuali telah dipikirkan dan diperhitungkan akibatnya, untung dan ruginya, selamat dan celakanya, surga dan nerakanya. Umar bin Khatab berkata, “hisablah diri kalian sebelum dihisab oleh yang maha gagah dan maha keras siksaannya.”

Sahabat Rasulullah saw, yaitu Abu Bakar ia pernah menginfaqan seluruh hartanya untuk digunakan di jalan Allah, sampai Rasulullah saw bertanya kepadanya, “adakah harta yang engkau sisakan?” dengan entengnya ia menjawab, “cukuplah aku sisakan Allah dan Rasul-Nya”. Abdurahman bin ‘Auf dengan senangnya ia menggelontorkan harta yang tidak sedikit untuk perjuangan, pun demikian dengan sahabat-sahabat yang lainnya tanpa ragu mereka mengeluarkan harta yang telah didapatnya dengan susah payah.

Sedemikian hebatnya didikan Rasulullah saw terhadap para sahabatnya. Apa rahasianaya sehingga dapat memunculkan kader-kader cemerlang seperti Abu Bakar, Umar, Usman, Abdurahman bin ‘Auf dan sahabat-sahabat yang lainnya?.

Karena Rasulullah saw berhasil meyakinkan para sahabatnya bahwa انّا لله وانّا اليه راجعون  ‘sesungguhnya kami ini milik Allah dan akan kembali kepada-Nya’ juga menanamkan pada jiwa mereka  والاخرة خير وابقى ‘akhirat adalah lebih baik dan lebih kekal’. Dari dua amunisi tersebut terlihat kokohnya aqidah mereka sehingga terlahir beragam kebaikan dan kemaslahatan pada diri mereka. Ini sebagaimana yang digambarkan oleh Allah swt:

اَلَمْ تَرَ كَيْفَ ضَرَبَ اللّٰهُ مَثَلًا كَلِمَةً طَيِّبَةً كَشَجَرَةٍ طَيِّبَةٍ اَصْلُهَا ثَابِتٌ وَّفَرْعُهَا فِى السَّمَاۤءِۙ. تُؤْتِيْٓ اُكُلَهَا كُلَّ حِيْنٍ ۢبِاِذْنِ رَبِّهَاۗ وَيَضْرِبُ اللّٰهُ الْاَمْثَالَ لِلنَّاسِ لَعَلَّهُمْ يَتَذَكَّرُوْنَ

Tidakkah kamu memperhatikan bagai-mana Allah telah membuat perumpamaan kalimat yang baik seperti pohon yang baik, akarnya kuat dan cabangnya (menjulang) ke langit. (pohon) itu menghasilkan buahnya pada setiap waktu dengan seizin Tuhannya. Dan Allah membuat perumpamaan itu untuk manusia agar mereka selalu ingat. (QS. Ibrahim:24-25)

Jika harta ini milik Allah bahkan diri kita pun milik-Nya, tidaklah pantas Allah sebagai pemiliknya yang mutlak dilupakan, ibadah yang merupakan perintah-Nya diabaikan dan Al-Qur’an yang merupakan pedoman-Nya dijauhi.

Jangan sampai seperti yang difirmankan Allah swt  “kesenangan yang sedikit tetapi akibatnya siksa yang amat pedih”. Harta duniawi menjadi siksa yang menyakitkan. Naudzu Billahi Min Dzalik!

 

Ditulis Oleh: DW. Ashidiq

Mudir MTs. 282 Cileutik

 

Komentari Tulisan Ini
Tulisan Lainnya
DI BALIK UJIAN ADA KEBERKAHAN (MEMETIK HIKMAH DI BALIK PERJALANAN NABI IBRAHIM)

Ujian adalah sebuah keniscayaan bagi seorang mukmin, tidak ada satu waktu dan ruang pun yang kosong dari ujian Allah swt, sebab apa yang terjadi pada diri kita di dunia yang fana ini se

20/06/2023 15:17 - Oleh Administrator - Dilihat 632 kali
TADABBUR QUR'AN (QS. AL-BAQARAH :183)

 يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَام كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَ�

23/03/2023 14:09 - Oleh Administrator - Dilihat 146 kali
Apa yang Telah Kita Persiapkan?

كُلُّ نَفْسٍ ذَائِقَةُ الْمَوْتِ وَإِنَّمَا تُوَفَّوْنَ أُجُورَكُمْ يَوْمَ الْقِيَامَةِ فَمَنْ زُ�

03/10/2022 15:23 - Oleh Administrator - Dilihat 335 kali
KITAKAH WALIYYULLAH ITU ?

AL-Wali bentuk jamaknya adalah AL-Auliya yang berarti dekat, mengerjakan sesuatu, menolong, dan mencintai. Lafadz wali dalam Al-Qur'an kadang bermakna isim fa'il (subjek) yang diartikan

03/10/2022 15:23 - Oleh Administrator - Dilihat 102 kali
KEDUDUKAN DAN TUGAS MANUSIA

Manusia bukanlah mahluk yang diciptakan Allah dari emas, perak, intan, permata, atau pun mutiara, melainkan dari setetes air yang hina, ia  sendiri merasa jijik hanya sekedar untuk

03/10/2022 15:23 - Oleh Administrator - Dilihat 99 kali