
PALESTINA UJIAN BAGI UMAT ISLAM
Ujian adalah sebuah keniscayaan bagi seorang mukmin, tidak ada satu waktu dan ruang pun yang kosong dari ujian Allah swt, sebab apa yang terjadi pada diri kita di dunia yang fana ini semuanya ujian hidup yang akan mengantarkan kepada posisi kita kelak di Akhirat.
Ujian adalah untuk membuktikan dan mengasah permata keimanan seseorang, sejauh mana keyakinannya akan rububiyah dan uluhiyah Allah swt, bagaimana implementasi akan dua kalimah syahadat yang diimaninya, sejauh mana keteguhannya dalam mempertahankan aqidah tauhid, sehebat apa perwujudan ibadah kepada Allah, seindah apa akhlak dan mu’amalah yang diwujudkannya, semua itu akan tampak jelas ketika menghadapi ujian-ujian yang Allah berikan. Firman Allah swt:
أَحَسِبَ النَّاسُ أَنْ يُتْرَكُوا أَنْ يَقُولُوا آمَنَّا وَهُمْ لَا يُفْتَنُونَ .وَلَقَدْ فَتَنَّا الَّذِينَ مِنْ قَبْلِهِمْ فَلَيَعْلَمَنَّ اللَّهُ الَّذِينَ صَدَقُوا وَلَيَعْلَمَنَّ الْكَاذِبِينَ
Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan “kami telah beriman” sedang mereka tidak diuji lagi? Dan sungguh Kami telah menguji orang-orang yang sebelum mereka, maka sesungguhnya Allah mengetahui orang-orang yang benar dan sesungguhnya Dia mengetahui orang-orang yang berdusta (QS. Al-Ankabut:2-3)
Apa yang terjadi di Gaza Palestina saat ini berupa kebiadaban dan kebrutalan zionis laknatullah dengan membombardir rakyat sipil, merobohkan fasilitas-fasilitas umum seperti Mesjid, rumah sakit dll dengan menggunakan senjata canggih seperti Jet tempu F-35 Lightning II, Drone Hermes 900, Helikopter tempur Apache, bahkan menghujani warga sipil dengan fosfor putih, apabila menempel pada permukaan kulit dan pakaian akan menyebabkan luka bakar yang dalam bahkan menembus tulang dan merusak system kardiovaskular, merusak ginjal, hati, serta menyebabkan koma hingga kematian.
Semua bentuk penindasan dan kekejaman zionis itu bukan hanya ujian bagi warga Gaza Palestina saja, tetapi ujian bagi seluruh umat islam yang ada di seluruh penjuru dunia, sejauh mana kekuatan ikatan persaudaraan kita sesama muslim? Bukankah Allah Swt yang telah berfirman bahwa mukmin dengan mukmin adalah saudara?
إِنَّمَا ٱلْمُؤْمِنُونَ إِخْوَةٌ فَأَصْلِحُوا۟ بَيْنَ أَخَوَيْكُمْ ۚ وَٱتَّقُوا۟ ٱللَّهَ لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُونَ
Orang-orang beriman itu sesungguhnya bersaudara. Sebab itu damaikanlah (perbaikilah hubungan) antara kedua saudaramu itu dan takutlah terhadap Allah, supaya kamu mendapat rahmat. (QS. Al-Hujurat:10)
Penggunaan kata اخوة pada ayat tersebut menunjukkan bahwa persaudaraan dalam ikatan islam lebih kuat dari pada persaudaraan karena ikatan darah atau nasab. Karena persaudaraan yang dibangun dengan landasan tauhid dan iman akan bertahan sampai akhirat kelak dan mengantarkan pada kehidupan abadi yang penuh arti yaitu surga dengan segala kesempurnaan yang telah Allah siapkan.
Persaudaraan yang diikat oleh iman dan tauhid tidak mengenal batas teritorial, geografis, suku ataupun warna kulit, semuanya akan terkoneksi dengan jelas dan pasti karena digerakkan oleh tauhid dan iman yang sama. Dari persaudaraan ini akan terwujud kekuatan yang kokoh yang tidak bisa ditembus oleh kekuatan musuh manapun, sebagaimana yang telah dibuktikan oleh Rasulullah saw di Madinah hingga orang-orang Yahudi yang menguasi Madinah dengan sistem dan aturan penuh kecurangan dan kedzaliman mereka terusir dengan hina dari Madinah. Benarlah apa yang difirmankan Allah Swt :
وَأَطِيعُوا۟ ٱللَّهَ وَرَسُولَهُۥ وَلَا تَنَٰزَعُوا۟ فَتَفْشَلُوا۟ وَتَذْهَبَ رِيحُكُمْ ۖ وَٱصْبِرُوٓا۟ ۚ إِنَّ ٱللَّهَ مَعَ ٱلصَّٰبِرِينَ
Dan taatlah kepada Allah dan Rasul-Nya dan janganlah kamu berbantah-bantahan, yang menyebabkan kamu menjadi gentar dan hilang kekuatanmu dan bersabarlah. Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar. (QS. Al-Anfal: 46)
Sejarah telah menjadi bukti nyata bahwa kekuatan dan kemenangan umat Islam di berbagai pertempuran bukan karena banyaknya pasukan dan canggihnya peralata perang, tetapi karena kuatnya persaudaraan yang dilandasi dengan keimanan dan ketauhidan di antara mereka dan kecintaan yang kuat kepada Allah dan Rasul-Nya sehingga rela mengorbankan apa saja demi kemuliaan islam dan kaum muslimin.
Saat ini kita menyaksikan sebuah kota yang berada di Palestina yang luasanya hanya 365 KM persegi dengan populasi penduduk 2.3 juta orang, yaitu Gaza dibombardir oleh zionis Israel laknatullah dan dibantu oleh America, Prancis, Inggris, Jerman dll dari berbagai arah dengan berbagai cara memakai persenjataan yang super canggih. Secara logika dan perhitungan matematik seharusnya Gaza sudah hancur lebur tidak akan tersisa lagi kehidupan di sana. Tapi faktanya, mereka para mujahid walaupun dengan jumlah yang sedikit dan peralatan perang seadanya sampai sekarang masih tetap eksis dengan kesabaran dan ketabahannya melawan para penjajah yang sudah hilang sisi kemanusiaannya. Orang-orang yang meyakini akan berjumpa dengan Allah mereka berkata:
كَم مِّن فِئَةٍ قَلِيلَةٍ غَلَبَتْ فِئَةً كَثِيرَةًۢ بِإِذْنِ ٱللَّهِ ۗ وَٱللَّهُ مَعَ ٱلصَّٰبِرِينَ
Berapa banyak terjadi golongan yang sedikit dapat mengalahkan golongan yang banyak dengan izin Allah. Dan Allah beserta orang-orang yang sabar. (QS. Al-Baqarah: 249)
Bisa dibayangkan sekelompok kecil saja mujahid yang berada di Gaza dengan keterbatasan jumlah pasukan dan peralatan senjata bisa menghadapai kekuatan yang super canggih, bagaimana dahsyat dan kokohnya kekuatan umat islam jika semua bersatu dalam ikatan iman dan tauhid. Benarlah apa yang telah Allah firmankan, bahwa Yahudi tidak akan berani menyerang umat Islam dalam keadaan umat islam bersatu padu
لَا يُقَٰتِلُونَكُمْ جَمِيعًا إِلَّا فِى قُرًى مُّحَصَّنَةٍ أَوْ مِن وَرَآءِ جُدُرٍۭ ۚ بَأْسُهُم بَيْنَهُمْ شَدِيدٌ ۚ تَحْسَبُهُمْ جَمِيعًا وَقُلُوبُهُمْ شَتَّىٰ ۚ ذَٰلِكَ بِأَنَّهُمْ قَوْمٌ لَّا يَعْقِلُونَ
Mereka tidak akan memerangi kamu dalam keadaan bersatu padu, kecuali dalam kampung-kampung yang berbenteng atau di balik tembok. Permusuhan antara sesama mereka adalah sangat hebat. Kamu kira mereka itu bersatu, sedang hati mereka berpecah belah. Yang demikian itu karena sesungguhnya mereka adalah kaum yang tidak mengerti. (QS. Al-Hasyr: 14)
Ayat itu menjelaskan dengan gamblang bahwa sebenarnya Yahudi itu lemah dan pengecut, keberanian mereka hanya bersandar kepada banyak dan canggihnya peralatan perang, sedangkan mujahid islam itu pemberani karena mereka menyandarkan kekuatannya kepada yang maha kuat yaitu Allah Swt.
Kita merasa kasihan dengan keadaan umat islam yang berada Gaza Palestina, tetapi kita tidak merasa kasihan dengan diri kita sendiri yang tidak bisa berbuat apa-apa untuk saudara seimannya, bukankah Rasulullah saw telah bersabda:
لاَ يُؤْمِنُ أَحَدُكُمْ حَتَّى يُحِبَّ لِأَخِيْهِ مَا يُحِبُّ لِنَفْسِه
Salah seorang di antara kalian tidaklah beriman (dengan iman sempurna) sampai ia mencintai saudaranya sebagaimana ia mencintai dirinya sendiri.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Mukmin dengan mukmin lagi akan selalu hadir memberikan support dengan segala kemampuan yang ada bagaikan satu bangunan yang saling menguatkan satu sama lain, sebagaimana sabda Rasulullah saw :
الْمُؤْمِنُ لِلْمُؤْمِنِ كَالْبُنْيَانِ يَشُدُّ بَعْضُهُ بَعْضًا
Orang mukmin dengan orang mukmin yang lain seperti sebuah bangunan, sebagian menguatkan sebagian yang lain. (Shahih Muslim, 4:1999)
Mukmin dengan mukmin lagi akan senantiasa terkoneksi di setiap kehidupannya sehingga akan saling merasakan satu sama lain, sebagaimana Rasulullah saw sabdakan :
مَثَلُ الْمُؤْمِنِينَ فِي تَوَادِّهِمْ وَتَرَاحُمِهِمْ وَتَعَاطُفِهِمْ مَثَلُ الْجَسَدِ إِذَا اشْتَكَى مِنْهُ عُضْوٌ تَدَاعَى لَهُ سَائِرُ الْجَسَدِ بِالسَّهَرِ وَالْحُمَّى
"Orang-Orang mukmin dalam hal saling mencintai, mengasihi, dan menyayangi bagaikan satu tubuh. Apabila ada salah satu anggota tubuh yang sakit, maka seluruh tubuhnya akan ikut terjaga (tidak bisa tidur) dan panas (turut merasakan sakitnya). (Shahih Muslim, 4:1999)
Mukmin dengan mukmin lagi tidak akan saling mendzalimi, menghianati dan tidak akan menelantarkan satu sama lain, sebagaimana yang telah disabdakan Rasulullah Saw :
الْمُسْلِمُ أَخُو الْمُسْلِمِ لاَ يَظْلِمُهُ وَلاَ يُسْلِمُهُ
Seorang muslim adalah saudara bagi muslim lainnya, dia tidak menzaliminya dan tidak membiarkannya disakiti.(HR. Muslim, 4:1996)
المُسْلِمُ أَخُو المُسْلِمِ، لَا يَخُونُهُ وَلَا يَكْذِبُهُ وَلَا يَخْذُلُهُ
Seorang muslim itu saudara bagi seorang muslim, dia tidak mengkhianatinya, tidak berdusta kepadanya juga tidak menelantarkannya. (HR. Tirmidzi, 4:325)
Mukmin dengan mukmin yang lainnya saling memelihara dan menjaga jiwa, harta dan kehormatannya. Tidak boleh menumpahkan darahnya, tidak boleh mengganggu hartanya dan tidak boleh merusak kehormatananya, sebagaimana sabda Rasulullah Saw :
كُلُّ المُسْلِمِ عَلَى المُسْلِمِ حَرَامٌ، عِرْضُهُ وَمَالُهُ وَدَمُهُ
Setiap muslim dengan muslim yang lain adalah haram darahnya, hartanya, dan haram kehormatannya. (At-Tirmidzi, 4/325)
Mukmin dengan mukmin yang lainnya akan saling mendo’akan dalam kebaikan sebagai bukti ada ikatan batin yang kuat di antara mereka, sebagaimana sabda Rasulullah Saw :
دَعْوَةُ الْمَرْءِ الْمُسْلِمِ لِأَخِيهِ بِظَهْرِ الْغَيْبِ مُسْتَجَابَةٌ، عِنْدَ رَأْسِهِ مَلَكٌ مُوَكَّلٌ كُلَّمَا دَعَا لِأَخِيهِ بِخَيْرٍ، قَالَ الْمَلَكُ الْمُوَكَّلُ بِهِ: آمِينَ وَلَكَ بِمِثْلٍ
Do’a seorang Muslim kepada saudaranya pada saat saudaranya tidak mengetahuinya adalah doa yang mustajab (terkabulkan). Di sisi orang yang akan mendoakan saudaranya ini ada malaikat yang bertugas mengaminkan doanya. Tatkala dia mendoakan saudaranya dengan kebaikan, malaikat tersebut akan berkata, 'Amin. Engkau akan mendapatkan semisal dengan saudaramu tadi". (Sahih Muslim, 4:2094)
Orang mukmin yang tidak mersakan dan tidak peduli terhadap musibah yang menimpa saudaranya di Gaza Palestin maka mereka telah mati nurani dan imannya, hatinya keras lebih keras dari batu, pandangannya menjadi buta dan tidak sanggup untuk menerima kebenaran dan baiknya agama, urusan akhirat direndahkan dibawah urusan dunia. Mereka tidak akan merasakan manisnya buah dari keimanan, sebagaimana sabda Rasulullah Saw :
ثَلَاثٌ مَنْ كُنَّ فِيهِ وَجَدَ حَلَاوَةَ الْإِيمَانِ أَنْ يَكُونَ اللَّهُ وَرَسُولُهُ أَحَبَّ إِلَيْهِ مِمَّا سِوَاهُمَا وَأَنْ يُحِبَّ الْمَرْءَ لَا يُحِبُّهُ إِلَّا لِلَّهِ وَأَنْ يَكْرَهَ أَنْ يَعُودَ فِي الْكُفْرِ كَمَا يَكْرَهُ أَنْ يُقْذَفَ فِي النَّارِ
Tiga perkara yang apabila ada pada diri seseorang, ia akan mendapatkan manisnya iman: Dijadikannya Allah dan Rasul-Nya lebih dicintainya dari selain keduanya. Jika ia mencintai seseorang, dia tidak mencintainya kecuali karena Allah. Dan dia benci kembali kepada kekufuran seperti dia benci bila dilempar ke neraka" (HR. Bukhari, 1:12)
Ditulis Oleh :
DW. Ashidiq (Mudir MTs. Persis 282 Cileutik)
Komentari Tulisan Ini
Tulisan Lainnya
PETA IEDUL ADHA
Sebagaimana telah kebanyakan orang mafhum bahwa dalam Islam terdapat syari’at-syari’at yang harus dilaksanakan oleh Muslim. Baik yang berupa kewajiban yang mutlak maupun kew
KITA ADALAH MUJAHID
Ungkapan “Kita adalah Mujahid” bukanlah ungkapan yang lahir dari kesombongan, tapi lahir dari komitmen kita sebagai seorang muslim yang diperintahkan Allah untuk senantiasa
KITA ADALAH MUJAHID
Ungkapan “Kita adalah Mujahid” bukanlah ungkapan yang lahir dari kesombongan, tapi lahir dari komitmen kita sebagai seorang muslim yang diperintahkan Allah untuk senantiasa
PERADABAN PESANTREN
مَثَلُ الَّذِيْنَ اتَّخَذُوْا مِنْ دُوْنِ اللّٰهِ اَوْلِيَاۤءَ كَمَثَلِ الْعَنْكَبُوْتِۚ اِتَّخَذ