
HATI-HATILAH DALAM BERJABAT TANGAN
Islam adalah agama yang universal dan komprehensif. Universal berarti syariat islam dapat diterapkan dalam setiap waktu dan tempat, komprehensif berarti bahwa islam merangkum seluruh aspek kehidupan manusia, sampai hal yang terkecil sekalipun. Maka di sanalah nilai dan kesempurnaan agama islam di banding dengan agama yang lainnya. Sebagaimana yang diungkapkan Salman r.a :
عَنْ سَلْمَانَ قَالَ:قِيلَ لَهُ قَدْ عَلَّمَكُمْ نَبِيُّكُمْ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كُلَّ شَيْءٍ حَتَّى الْخِرَاءَةَ قَالَ فَقَالَ أَجَلْ لَقَدْ نَهَانَا أَنْ نَسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةَ لِغَائِطٍ أَوْ بَوْلٍ أَوْ أَنْ نَسْتَنْجِيَ بِالْيَمِينِ أَوْ أَنْ نَسْتَنْجِيَ بِأَقَلَّ مِنْ ثَلَاثَةِ أَحْجَارٍ أَوْ أَنْ نَسْتَنْجِيَ بِرَجِيعٍ أَوْ بِعَظْمٍ (مسلم)
Dari Salman, ia berkata: sungguh ia telah ditanya (oleh orang musyrik), "benarkah nabi kalian telah mengajarkan kalian segala sesuatu hingga urusan alkhiraah (buang air besar & kecil)"? Ia menjawab: "ya! Sungguh ia telah melarang kami menghadap kiblat ketika buang air besar atau buang air kecil, ia melarang kami bersuci dengan tangan kiri, ia melarang bersuci kurang dari 3 batu, dan melarang bersuci dengan tahi unta atau tulang". (HR. Muslim)
Di antara sunnah yang hampir terlupakan oleh kebanyakan kaum muslimin adalah berjabat tangan dengan wanita yang bukan mahramnya. Dengan bebasnya mereka berjabat tangan atau mencium tangan tanpa melihat batasan-batasan syara. Mereka melakukan hal tersebut mungkin karena alasan kekerabatan, teman, kedekatan emosional, atau ta'dzim/ penghormatan kepada yang dituakan. Apapun alasannya, tidaklah bisa dibenarkan jika tidak selaras dengan Al-Qur'an dan Sunnah Rasulullah saw.
Rasulullah saw adalah panutan dan suri tauladan bagi kita selaku umatnya dalam segala urusan. Firman Allah swt. :
لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِي رَسُولِ اللَّهِ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِمَنْ كَانَ يَرْجُو اللَّهَ وَالْيَوْمَ الْآَخِرَ وَذَكَرَ اللَّهَ كَثِيرًا
“Sungguh, telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu” (Q.S. Al-Ahzab:21)
Mushofahah/berjabat tangan di zaman Rasulullah saw. Sudah biasa dilakukan, akan tetapi hal itu tidak beliau lakukan kepada wanita yang bukan mahromnya. Sebagaimna yang telah beliau sabdakan:
عَنْ أَسْمَاءَ بِنْتِ يَزِيدَ قَالَتْ:قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: إِنِّي لَسْتُ أُصَافِحُ النِّسَاءَ
Dari Asma binti Yazid, ia berkata, telah bersabda Rasulullah saw: sesungguhnya aku tidak pernah bermushafahah/berjabat tangan dengan perempuan (yang bukan muhrim)” (HR. Ahmad)
Ketika membaiat perempuan pun beliau tidak mengulurkan tangannya untuk berjabat tangan, tetapi cukup dengan ucapan saja. Sebagaimana yang telah diceritakan oleh Urwah:
قَالَ عُرْوَةُ فَأَخْبَرَتْنِي عَائِشَةُ ,أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ يَمْتَحِنُهُنَّ بِهَذِهِ الْآيَةِ { يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِذَا جَاءَكُمْ الْمُؤْمِنَاتُ مُهَاجِرَاتٍ فَامْتَحِنُوهُنَّ إِلَى غَفُورٌ رَحِيمٌ }.قَالَ عُرْوَةُ قَالَتْ عَائِشَةُ فَمَنْ أَقَرَّ بِهَذَا الشَّرْطِ مِنْهُنَّ قَالَ لَهَا رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَدْ بَايَعْتُكِ كَلَامًا يُكَلِّمُهَا بِهِ وَاللَّهِ مَا مَسَّتْ يَدُهُ يَدَ امْرَأَةٍ قَطُّ فِي الْمُبَايَعَةِ وَمَا بَايَعَهُنَّ إِلَّا بِقَوْلِهِ (البخاري)
Urwah berkata, Aisyah telah memberitakan kepadaku, “Sesungguhnya Rasulullah saw. menguji kaum mukminat yang berhijrah kepada beliau dengan firman Allah ta’ala: “Wahai Nabi, apabila datang kepadamu wanita-wanita yang beriman untuk membaiatmu….” Sampai pada firman-Nya: “Allah Maha Pengampun lagi Penyayang.” Urwah berkata, ‘Aisyah mengatakan, ‘Siapa di antara wanita-wanita yang beriman itu mau menetapkan syarat yang disebutkan dalam ayat tersebut’. Rasulullah saw. pun berkata kepadanya, ‘Sungguh aku telah membaiatmu.’ Beliau menyatakan dengan ucapan (tanpa jabat tangan).’ Aisyah berkata, ‘Tidak, demi Allah! Tangan beliau tidak pernah sama sekali menyentuh tangan seorang wanita pun dalam pembaiatan. Tidaklah beliau membaiat mereka kecuali hanya dengan ucapan, ‘Sungguh aku telah membaiatmu atas hal tersebut.’ (HR. Al-Bukhari)
Ancaman berjabat tangan dengan wanita yang bukan mahramnya
Bagi yang sengaja dan terbiasa berjabat tangan dengan wanita yang bukan mahromnya, cukuplah hadis Rasulullah saw berikut sebagai peringatan yang akan membuat bulu kuduk berdiri.
عَنْ مَعْقِلِ بن يَسَارٍ، يَقُولُ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ:"لأَنْ يُطْعَنَ فِي رَأْسِ أَحَدِكُمْ بِمِخْيَطٍ مِنْ حَدِيدٍ خَيْرٌ لَهُ مِنْ أَنْ يَمَسَّ امْرَأَةً لا تَحِلُّ لَهُ" (المعجم الكبير للطبراني)
Dari Ma’qil bin Yasir, ia berkata, telah bersabda Rasulullah saw: Kepala salah seorang diantara kamu ditusuk dengan jarum dari besi itu lebih baik dari pada menyentuh perempuan yang tidak halal baginya. (HR. At-Thabrani)
Berkaitan dengan hadis tersebut Syekh Nashirudin Al-Bani beliau berkomentar : “Dalam hadis ini terdapat ancaman yang keras bagi lelaki yang menyentuh wanita yang tidak halal baginya. Dan juga merupakan dalil haramnya berjabat tangan dengan para wanita, karena jabat tangan tanpa diragukan masuk dalam pengertian menyentuh. Sungguh kebanyakan kaum muslimin di zaman ini ditimpa musibah dengan kebiasaan berjabat tangan dengan wanita. Di kalangan mereka ada sebagian ahlul ilmi, seandainya mereka mengingkari hal itu hanya di dalam hati saja, niscaya sebagian perkaranya akan menjadi ringan, namun ternyata mereka menganggap halal berjabat tangan tersebut dengan beragam jalan dan takwil. Telah sampai berita kepada kami ada seorang tokoh besar di Al-Azhar berjabat tangan dengan para wanita dan disaksikan oleh sebagian mereka. Hanya kepada Allah Swt. kita sampaikan pengaduan dengan asingnya ajaran Islam ini di tengah pemeluknya sendiri. Bahkan sebagian organisasi-organisasi Islam berpendapat bolehnya jabat tangan tersebut. Mereka berargumen dengan apa yang tidak pantas dijadikan dalil, dengan berpaling dari hadits ini dan hadits-hadits lain yang secara jelas menunjukkan tidak disyariatkan jabat tangan dengan kaum Wanita yang bukan mahram.” (Silsilah Al-Ahaadits Ash-Shahiihah, juz1:448-449)
Ditulis Oleh : DW. Ashidiq
Komentari Tulisan Ini
Tulisan Lainnya
3 KUNCI PEMBUKA PINTU KEBERKAHAN
عَنْ أَبِي ذَرٍّ قَالَ, قَالَ لِي رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: اتَّقِ اللَّهِ �